Selasa, 20 Juni 2017

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS




Dahulu istilah “ketidakmampuan” (disability) dan “cacat” (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun sekarang istilah tersbut dibedakan. Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang ada pada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Para pendidik kini lebih sering menggunakan istilah “children with disabilities” (anak yang menderita gangguan/ketidakmampuan) ketimbang “disabled children” (anak cacat). Tujuannya adalah memberi penekanan pada anaknya, bukan pada cacat atau ketidakmampuannya.

Gangguan Indra
Gangguan indra mencakup pada gangguan penglihatan dan pendengaran

Gangguan Penglihatan. Murid yang masuk kategori ini adalah murid yang menderita low vision dan murid buta. Anak-anak yang menderita low vision memiliki jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala Snellen yang skala normalnya adalah 20/20) apabila dibantu lensa korektif.. Anak yang menderita educationally blind tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan. Banyak anak buta ini memiliki kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi dukungan dan bantuan belajar yang tepat. Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas (seperti sentuhan atau pendengaran) pembelajaran yang baik (Bowe, 2000). Anak yang lemah penglihatannya akan lebih baik duduk di bangku depan di kelas.

Gangguan Pendengaran. Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Banyak anak yang menderita masalah pendengaran mendapatkan banyak pengajaran tambahan diluar kelas reguler. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari dua kategori: pendekatan oral dan pendekatan manual.  Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca), dan sejenisnya. Pendekatan manual dengan bahasa isyarat dan mengaja jari (finger spelling). Bahasa isyarat adalah sistem gerakan tangan yang melambangkan kata.

Gannguan Fisik
Gangguan fisik antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena cacat di otak (celebral palsy), dan gangguan kejang-kejang (seizure).

Gangguan Ortopedik. Biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah pada otot, tulang atau sendi. Tingkat keparahan gangguan ini bervariasi.
Cerebral Palsy adalah gannguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas. Penyebab umum cerebral palsy  adalah kekurangan oksigen saat kelahiran.
Komputer bisa membantu proses belajar anak yang terkena gangguan ini. Jika mereka bisa melakukan koordinasi untuk menggunakan keyboard, maka mereka bisa mengerjakan tugas menulis di computer. Pena dengan cahaya bisa digunakan sebagai pointer. Banyak anak cerebral palsy bicaranya tidak jelas, untuk anak seperti ini bisa menggunakan synthesizer suara dan ucapan, papan komunikasi, serta peralatan talking notes dan page turners  yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.

Gangguan Kejang-kejang. Jenis yang paling dijumpai adalah epilepsi, gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensomotor atau kejang-kejang.

Retardasi Mental
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan  (biasanya nilai IQ nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Ciri anak retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual (Zigler, 2002). Nilai tes kecerdasan dipakai untuk menunjukkan seberapa parahkah retardasi seseorang. Seorang anak mungkin mengalami retardasi ringan dan dapat belajar dikelas umum. Selain intelegensinya rendah, anak dengan retardasi mental juga sulit menyesuaikan diri dengan dan susah berkembang. Keterampilan adaptif antara lain adalah keahlian memerhatikan dan merawat diri sendiri dan mengemban tanggung jawab social seperti berpakaian, buang air, makan, kontrol diri, dan berinteraksi dengan teman sebaya. Keadaan retardasi ini bukan disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit dan cedera otak.


Klasifikasi dan Tipe Retardasi Mental
                                    Klasifikasi retardasi mental berdasarkan IQ
Tipe Retardasi Mental
Rentang IQ
Presentase
Ringan
Moderat
Berat
Parah
55-70
40-54
25-39
<25
89
6
4
1
                        Klasifikasi retardasi mental berdasaran level dukungan
·         Intermittent, dukungan diberikan “saat dibutuhkan”. Individu mungkin membutuhkan dukungan episodic atau dukungan jangka pendek selama transisi dalam kehidupannya.
·         Limited, dukungan diberikan cukup intens dan relatif konsisten dari waktu ke waktu. Dukungan itu dibatasi waktu (time-limited) tetapi tidak diselingi dengan jeda
·         Extensive, dukungan diberikan secara regular (misalnya setiap hari) setidaknya dalam beberapa setting dan tidak dibatasi waktu
·         Pervasive, dukungan diberikan terus-menerus, sangat intens, dan diberikan hampir semua situasi. Bentuk dukungannya bisa jadi merupakan dukungan seumur hidup.
Penyebab.  Retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan otak (Dykens, Hodapp, & Finucane, 2000).
            Faktor genetik. Bentuk yang paling umum dari retardasi mental adalah Down Syndrome, bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai secara genetik sebagai akibat adanya kromosom ekstra (kromosom ke-47). Fragile X Syndrome, bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromosom X yang tidak normal. Fetal alcohol syndrome (FAS) , serangkaian ketidaknormalan, termasuk retardasi mental dan ketidaknormalan wajah, yang menimpa anak dan ibu yang suka minum minuman beralkohol selama masa kehamilan.
  
Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan ini meliputi masalah dalam berbicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan bicara), dan problem bahasa (seperti kesulitan menerima informasi  dan mengekspresikan bahasa).
Gangguan Artikulasi. Gangguan artikulasi adalah problem dalam pengucapan suara secara benar.
Gangguan Kefasihan. Gangguan Kefasihan atau kelancaran bicara biasanya dinamakan “gagap”. Kondisi ini terjadi ketika anak berbicara terbata-bata, jeda panjang, atau berulang-ulang.
Gangguan Bahasa. Gangguan bahasa adalah kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak. Gangguan bahasa mencakup tiga kesulitan :
·         Kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan
·         Kesulitan memahami dan mengikuti perintah lisan
·         Kesulitan mengikuti percakapan, terutama ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks.
Bahasa reseptif adalah penerimaan dan pemahaman atas bahasa, sedangkan bahasa ekspresif berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan mengekspresikan pikirannya.

Ketidakmampuan Belajar
Anak yang mengalami gangguan belajar : (1) punya kecerdasan normal atau diatas rata-rata, (2) kesulitan dalam setidaknya satu mata pelajaran, atau biasanya beberapa mata pelajaran, (3) tidak memiliki problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental.
            Meningkatkan kemampuan anak yang mengalami masalah dalam belajar ini adalah tugas sulit dan umumnya membutuhkan intervensi intensif agar mereka mampu memberika hasil yang baik. Belum ada program yang terbukti efektif untuk semua anak yang memiliki masalah ketidakmampuan belajar ini (Terman, dkk., 1995).
            Anak-anak seperti ini biasanya memiliki perilaku agresif dan di luar kontrol, mengalami depresi, kecemasan, dan Ketakutan.

Anak-anak dengan gangguan indra, mengalami retardasi mental dapat belajar di SLB dengan jenis-jenis sebagai berikut :
1.      SLB A : Murid penyandang tuna netra
2.      SLB B : Murid penyandang tuna rungu
3.      SLB C : Murid penyandang tuna grahita  dengan IQ (50-75)
C1: Murid penyandang tuna grahita dengan IQ <20, dengan kemampuan hanya           
       Untuk bertahan hidup
4.      SLB D : Murid dengan tuna daksa dan memiliki IQ normal
5.      SLB E : Murid dengan tuna perilaku
6.      SLB G : Murid dengan tuna ganda



Subscribe to Our Blog Updates!




Share this article!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML